Minggu, 09 Mei 2010

CIRI-CIRI BERBAGAI SISTEM EKONOMI

ABDUL RAHMAN
107053002786
IV/MD/B



CIRI-CIRI BERBAGAI SISTEM EKONOMI

PENGERTIAN EKONOMI MENURUT ISLAM
Dalam realiti kehidupan, manusia berusaha mengerahkan daya, tenaga dan juga fikirannya untuk memenuhi berbagai keperluan hidupnya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Pengerahan tenaga dan fikiran ini penting bagi menyempurnakan kehidupannya sebagai individu dan sebagai seorang anggota kepada sebuah masyarakat. Segala kegiatan yang bersangkutan dengan usaha-usaha yang bertujuan untuk memenuhi keperluan-keperluan ini dinamakan ekonomi.
Daripada pengertian ini dapat difahami bahawa ekonomi ialah set-up satu yang memberi khidmat kepada kehidupan manusia. Lantaran itu kekayaan pertanian, kekayaan hasil penternakan, kekayaan daripada hasil galian dan kekayaan daripada hasil perusahaan dan perindustrian adalah aspek-aspek ekonomi yang penting bagi manusia.
Dalam pengertian masa kini ekonomi ialah satu pengkajian berkenaan dengan kelakuan manusia dalam menggunakan sumber sumber untuk memenuhi keperluan mereka. Dalam pengertian Islam pula, ekonomi alah satu sains sosial yang mengkaji masalah-masalah ekonomi manusia yang didasarkan kepada asas-asas dan nilai-nilai Islam. Ekonomi Islam adalah sebagian daripada asas kepada masyarakat dan negara Islam dan ia tidak boleh dipisahkan daripada keduanya, yang padanyalah terhubung jalin sistem sosial Islam. Berdasarkan kepada asas-asas dan nilai-nilai inilah maka pengertian dan kegiatan ekonomi Islam berbeda dengan pengertian dan perlaksanaan ekonomi sekular.

ASAS SISTEM EKONOMI
Kegunaan (utility) adalah kemampuan suatu barang untuk memuaskan kebutuhan manusia. Karena itu, kegunaan (utility) terdiri dari dua hal: Pertama, adalah batas kesenangan yang bisa dirasakan oleh manusia ketika memperoleh barang tertentu. Kedua, kegunaan (utility) ini kadang lahir dari tenaga manusia, atau lahir dari harta kekayaan, atau keduanya sekaligus.

Perolehan harta dengan segala kelayakannya ini adakalanya diperoleh dengan cara membeli, mengontrak kekayaan dan pekerjaan; adakalanya dengan tanpa penukaran, seperti hibbah, waris dan pinjam. Karena itulah, maka masalah ekonomi yang ada sebenarnya terletak pada perolehan kekayaan, bukan terletak pada ada dan tidaknya kekayaan tersebut. Dimana masalah tersebut berasal dari pandangan (konsep) tentang perolehan atau kepemilikan (property), termasuk tentang absurditas transaksi dalam masalah kepemilikan (property) dan distribusi kekayaan ditengah-tengah manusia. Dimana masalah tersebut secara mutlak tidak lahir dari masalah-masalah lain. Karena itu, maka pemecahan (solusi) dari aspek inilah yang sebenarnya merupakan asas sistem ekonomi.

Atas dasar inilah, maka asas yang dipergunakan untuk membangun sistem ekonomi tersebut terdiri atas tiga kaidah: Kepemilikan (property), Tashurruf (pengelolaan) kepemilikan, serta distribusi kekayaan ditengah-tengah manusia.

A. SISTEM EKONOMI KAPITALIS
Didalam kamus bahasa Indonesia kapitalisme adalah sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya) bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan-perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas.

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.

Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai oleh berkuasanya “kapital”. Seperti sistem ekonomi lainnya, kapitalisme juga mengandung unsur pokok yang merupakan semangat atau pandangan ekonomi-jumlah dari keseluruhan tujuan, motif dan prinsip. Motif dan prinsip ini didominasi oleh tiga gagasan: Perolehan, Persaingan dan Rasionalis.

Tujuan kegiatan ekonomi dalam kapitalisme ialah perolehan menurut ukuran uang. Sekalipun perolehan merupakan tujuan dari kegiatan ekonomi, namun sikap yang dijukkan dalam proses perolehan membentuk isi gagasan persaingan.
A. Ciri-ciri Kapitalisme
 Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
 Pemilikan alat-alat produksi ditangan individu
 Individu bebas memilih pekerjaan/usaha yang dipandang baik bagi dirinya
 Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
 Motif yang menggerakan perekonomian mencari laba
 Manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu mengejar kepentingan/keuntungan sendiri.
B. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Kapitalis
1. Kebebasan memiliki harta secara perorangan.
Setiap negara mengetahui hak kebebasan individu untuk memiliki harta perseorangan.
2. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
Setiap individu berhak untuk mendirikan, mengorganisasi dan mengelola perusahaan yang diinginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan.
Berdasarkan prinsip ekonomi dan tuntutannya yaitu persaingan bebas maka, untuk itu tiap individu dapat menggunakan potensi fisiknya, mental dan sumber-sumber yang tersedia untuk dimanfaatkan bagi kepentingan individu tersebut.
3. Ketimpangan ekonomi.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, modal merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan. Individu-individu yang memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
4. Tidak ada perencanaan.
Tidak adanya suatu rencana ekonomi sentral merupakan salah satu dari ciri kapitalisme yang menonjol. Terutama bersandar pada tindakan individual yang bebas (tetapi saling tergantung) dari jutaan ekonomi pribadi.
C. Kebaikan-kebaikan Sistem Ekonomi Kapitalis
1. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
2. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
3. Para pendukung sistem ekonomi kapitalis menyatakan bahwa kebebasan ekonomi sangat bermanfaat untuk masyarakat.
4. Persaingan bebas diantara individu akan mewujudkan tahap “produksi” dan “tingkat harga” pada tingkat yang wajar dan akan membantu mempertahankan penyesuian yang rasional diantara kedua variabel tersebut.
5. Para ahli ekonomi kapitalis menyatakan bahwa motivasi untuk mendapatkan keuntungan merupakan tujuan yang terbaik, sebanding dengan tujuan untuk memaksimumkan produksi.
D. Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalis
1. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
3. Persaingan bebas yang tak terbatas mengakibatkan banyak keburukan dalam masyarakat apabila ia mengganggu kapasitas kerja dan sistem ekonomi.
4. Persaingan bebas mengakibatkan munculnya semangat persaingan diantara individu-individu untuk kepentingan individu dan kepentingan umum akan menimbulkan bahaya dan tidak selarasan dalam masyarakat. Apabila kekayaan hanya dimiliki oleh sebagian kecil individu, mereka akan menggunakannya untuk kepentingan dirinya sendiri, yang jelas mereka akan mengorbankan kepentingan utama masyarakat, semata-mata untuk memenuhi kepentingan individu.
5. Nilai-nilai moral yang tinggi seperti persaudaraan, kerjasama, saling membantu, kasih sayang dan bermurah hati, tidak lagi berharga dan tidak dipedulikan lagi dalam masyarakat. Nilai-nilai itu akan digantikan oleh nilai-nilai seperti sifat mementingkan diri sendiri, pendendam dan permusuhan pada sesama.

B. SISTEM EKONOMI SOSIALIS
Sosialisme, seperti dirumuskan dalam Encyclopedia Britannica, adalah kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratis pusat, dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik dari pada yang kini berlaku sebagaimana mestinya diarahkan.

Ciri-ciri pokok dasar produksi materil dalam sosialisme ialah produksi besar secara maksimal dalam segala cabang perekonomian yang berdasarkan teknik yang semaju-majunya dan kerja yang bebas dari pemerasan dan penghisapan.

Dibandingkan dengan kapitalisme, produksi dalam sosialisme menggunakan teknik yang lebih tinggi, yang satu berhubungan dengan yang lain dalam suatu kesatuandalam suluruh negara dan dibentuk atas dasar milik masyarakat atas alat-alat produksi serta perkembanganya diatur menurut rencana tertentu dalam keseluruhannya untuk kepentingan seluruh masyarakat, hingga tidak terbentur kepada rintangan-rintangan yang terdapat dalam kapitalisme yang berdasarkan milik pribadi atas alat-alat produksi.
A. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis
1. Pemilikan harta oleh negara.
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik negara atau masyarakat keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan. Dengan demikian individu secara langsung tidak mempunyai hak pemilik.
2. Kesamaan ekonomi.
Sistem ekonomi sosialis menyatakan (walaupun sulit ditemui disemua negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan.
3. Disiplin politik.
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapuskan sama sekali.
4. Adanya perencanaan.
Telah kita ketahui bahwa ekonomi negeri kapitalis terutama bersandar pada kebebasan tindakan perseorangan dari jutaan ekonomi pribadi. Tetapi dalam sosialisme, keputusan tentang apa dan berapa banyak yang dihasilkan tidak lagi ditentukan oleh pertimbangan laba. Keputusan ini akan tercapai atas dasar kegunaan barang suatu bagi masyarakat. Sebagai ganti kerja tenaga produktif secara membuta, maka terdapat perencanaan terpusat tentang kehidupan ekonomi negara.
B. Kebaikan-kebaikan Sistem Ekonomi Sosialis
1. Setiap warga negara disediakan kebutuhan pokoknya termasuk makanan sebanyak dua kali sehari, beberapa helai pakaian, kemudian fasilitas kesehatan, serta tempat tinggal dan lain-lain.
2. Setiap individu mendapat pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan negara.
3. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan (negara) yang sempurna diantara produksi dengan penggunaannya.
4. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh negara, dan keuntungan yang diperolehnya akan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
C. Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis
1. Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadinya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali sehari.
2. Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak. Ini menunjukkan secara tidak langsung sistem ekonomi diktataor. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
3. Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan.

C. SISTEM EKONOMI ISLAM
Sistem ekonomi islam mempunyai asas-asas yang tumbuh dari Al-Qur’an yaitu: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu daripada (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan." (Al Qasas: 77).
Islam bertujuan untuk mencapai suatu sistem sosial bergaris besar kapitalis namun dibatasi oleh ide-ide sosialis.
A. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam
1. Kebebasan individu.
Individu mempunyai hak kebebasan sepenuhnya untuk berpendapat atau membuat suatu keputusan yang dianggap perlu dalam sebuah negara islam, karena tanpa kebebasan tersebut individu muslim tidak dapat melaksanakan kewajiban mendasar dan penting dalam menikmati kesejahteraan dan menghindari terjadinya kekacauan dalam masyarakat.
2. Hak terhadap harta.
Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta, walaupun begitu ia memberikan batasan tertentu supaya kebebasan itu tidak merugikan masyarakat umum.
3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar.
Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi diantara orang perorang tetapi tidak membiarkannya menjadi bertambah luas, ia mencoba menjadikan perbedaan tersebut dalam batas-batas yang wajar, adil dan tidak berlebihan.
4. Kesamaan sosial.
Islam tidak menganjurkan kesamaan ekonomi tetapi ia mendukung dan menggalakan kesamaan sosial sehingga sampai tahap bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanya dinikmati oleh sekelompok tertentu masyarakat saja.
5. Jaminan sosial.
Setiap individu memiliki hak untuk hidup dalam sebuah negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing.
6. Distribusi kekayaan secara meluas.
Islam mencegah penumpukan kekayaan pada kelompok kecil tertentu dan menganjurkan distribusi kekayaan pada semua lapisan masyarakat.
7. Larangan menumpuk kekayaan.
Sistem ekonomi islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mencegah perbuatan yang tidak baik tersebut supaya tidak terjadi dalam negara.
8. Larangan terhadap organisasi anti sosial.
Sistem ekonomi islam melarang semua praktek yang merusak dan anti sosial yang terdapat dalam masyarakat, misalnya berjudi, minum arak, riba, menumpuk harta, pasar gelap dan sebagainya.
9. Kesejahteraan individu dan masyarakat.
Islam mengakui kesejahteraan individu dan kesejahteraan sosial masyarakat yang saling melengkapi satu sama lainnya, bukannya saling bersaing dan bertentangan antar mereka. Maka sistem ekonomi islam mencoba meredakan konflik ini sehingga terwujud kemanfaatan bersama.
B. Prinsip-prinsip Utama Ekonomi Islam
Dalam sistem ekonomi Islam terdapat beberapa prinsip, yang antaranya:
1. Hak milik pribadi
Islam memperakui pemilikan hak perseorangan dan menempatkan hak ini ditempat yang paling sesuai dengan fitrah manusia. Malah Islam menetapkan bahawa harta dan milik peribadi adalah di antara lima perkara daruri yang wajib dilindungi oleh syari'atnya.
Fitrah ini berdasarkan kepada firman Allah yang mafhumnya:
"Telah dihiasikan bagi manusia itu mencintai hawa nafsu terhadap wanita, anak pinak, kekayaan yang melimpah ruah daripada emas dan perak, kuda yang tangkas, binatang binatang ternakan dan sawah ladang. Itulah kesenangan kehidupan dunia." (Ali-Imran: l4).
Islam melihat bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki dorongan-dorongan dan ingin memiliki dan menyukai harta benda. Dorongan-dorongan yang bersifat fitri ini jugalah yang menggerakkan manusia melakukan usaha pembangunan dan bersungguh-sungguh untuk berjaya.
Namun demikian perakuan Islam terhadap hak milik peribadi tidaklah berarti islam membiarkan manusia bebas tanpa sembarang ikatan dan peraturan. Untuk meletakkan perakuan terhadap hak milik peribadi di atas jalan yang sentiasa seiring dengan fitrah manusia yang baik dan bukan pula mengikuti hawa nafsu yang buruk maka syari'at Islam menetapkan peraturan-peraturan yang kukuh dan berkesan.
2. Kebebasan mencari sumber pendapatan
Islam memberikan kepada setiap orang hak dan kebebasan dalam menentukan corak kehidupannya. la bebas memilih pekerjaan yang ia minati asalkan tidak bertentangan dengan syari'at Islam. Dengan adanya berbagai minat di dalam menentukan pekerjaan dan sumber pendapatan masing-masing maka timbullah keperbagaian di dalam hasil negara dan keperluan masyarakat.
Dalam Islam, pekerjaan mempunyai taraf kemuliaan yang besar yang tidak ada bandingannya dalam semua agama dan kebudayaan yang lain. Kebebasan mencari sumber pendapatan dalam Islam berdasarkan kepada firman Allah yang mafhumnya:
"Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah kurnia Allah" (A1-Jum'ah: 10)
"Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian daripada rezeki-Nya, dan kepadanya kamu (kembali setelah) dibangkitkan" (Al-Mulk: 15).












DAFTAR PUSTAKA

www.geocities.com/farouq1965/TPSM/3i.htm.
Taqyuddin San-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam, Risalah Gusti, Surabaya, 1999.
Drs. Tri Rama K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesi, Karya Agung, Surabaya
id.answers.yahoo.com/question/index.
Prof. M. Abdul Mannan, MA, Ph.D, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995.
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 1, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995.
Sekedarcatatan.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar